Jumat, 09 Desember 2016

Olahraga dan Olahhati

Olahraga itu sifatnya personal. Masing-masing badanlah yang tahu seberapa besar porsi olahraga yang dibutuhkan. Porsi yang cukup tentu saja adalah yang ideal. Terutama jika kamu seperti saya, bukan atlet. Olahraga yang cukup akan melatih otot untuk survive, untuk menjadi lebih kuat menerima beban/tekanan/stress yang kita berikan saat olahraga. Iya, olahraga itu pada dasarnya kita membebani otot dengan latihan-latihan tertentu. Dengan gerakan yang benar, porsi yang cukup, nantinya akan keluar hasil berupa otot yang terlatih, biasa menerima tekanan, kuat.

Analoginya kurang lebih seperti itu. Kalau enggak percaya googling saja untuk menemukan sumber bacaan yang lebih ilmiah hehehe.

Persis ya, seperti hati. Hati, heart, terkadang juga mengalami seperti yang terjadi pada otot. Tekanan/beban/stress seringkali melanda hati. Ambisi, target yang sangat tinggi, ingin merebut, ingin menguasai, ingin ini, ingin itu, kadang hal-hal semacam itu mengendap di dalam hati. Meski tidak melulu soal negativity, namun pada akhirnya tetap saja bagi hati itu menjadi tekanan.

Sama seperti otot, hati juga bisa dilatih untuk lebih kuat. Sabar, ikhlas, syukur, tiga kata sederhana tapi sulit dikerjakan itu bisa menjadi latihan untuk hati. Sama seperti olahraga fisik, kurang lebih hati kita bisa dibuat menjadi lebih kuat dengan ketiganya. Ga percaya? Coba saja. Kalau dalam sehari kamu sanggup keliling lapangan sebanyak 10 putaran, atau kamu sanggup jejingkrakan satu jam di lantai ruang senam, atau yoga 40 menit di atas matras, coba hati kamu dilatih untuk sabar di hari pertama. Sabar, percaya bahwa segala yang terjadi adalah yang terbaik dari Tuhan. Lalu selanjutnya latihlah hati untuk ikhlas, yakin bahwa yang hilang akan terganti kelak. Dan seterusnya berlatih syukur, bahwa bahagia akan menanti di ujung jalan. Coba rasakan hasilnya nanti. Mungkin kamu akan terkejut bahwa ternyata betapa kuatnya hatimu menghadapi kehidupan ini.

So, kuat fisik dan kuat hati, nikmatnya tiada tara!

Catatan : postingan ini sebenarnya ditujukan untuk diri sendiri, namun jika ada yang sepakat ya alhamdulillah hehe.

Salam Blogahraga!

Kamis, 08 Desember 2016

Kunci Sukses Belajar Berenang Bagi Pemula

Berenang itu sebenarnya mudah, asalkan awalan Anda belajar dilakukan dengan tepat. Beberapa waktu lalu saya mengepos tulisan tentang Tips Mahir Berenang Secara Otodidak Bagi Pemula. Secara mengejutkan, komentar-komentar yang masuk beberapa di antaranya mengaku trauma akibat pernah tenggelam saat belajar berenang. Bagaimana pun hal ini cukup menarik perhatian saya.

Saya bukan pelatih profesional. Tapi setidaknya saya melatih anak-anak saya untuk bisa berenang, dan alhamdulillah mereka bisa tanpa perlu mengalami trauma. Jika sekadar meluncur dan berani menyebrangi kolam yang lebih dalam dari tinggi badannya, mereka bisa. Tinggal diarahkan ke teknik yang lebih lanjut. Sayangnya karena kesibukan sekolah, latihan berenang jadi jarang dilakukan.

Jadi kembali kepada niat semula saya menulis kali ini, sebenarnya apa sih yang paling krusial ketika kita pertama kali belajar berenang? Izinkan saya coba mengulasnya, ya! Tentunya a la pendapat pribadi saya semata.

Rabu, 30 November 2016

Tiga Gerakan Sederhana Sebagai Indikator Tubuh Sehat

Memiliki tubuh yang sehat sepanjang usia adalah idaman banyak orang. Kata orang bijak, yang penting sehat, soal uang bisa dicari. Jangan sampai waktu muda yang dipikirkan hanya soal materi, berpayah-payah mengumpulkan uang, mengabaikan kesehatan, kelak kemudian hari malah ketidaksehatanlah yang berbalik menguras kantong. Rugi jadinya.

Usahakanlah di tengah segala keruwetan hidup, ingatlah untuk selalu mengupayakan kesehatan. Karena asal badan sehat Insya Allah apa pun problematikanya Anda akan mampu menghadapinya. Termasuk di antara pengupayaan kesehatan adalah berpikir positif, tetap kalem, pola makan tepat, dan olahraga.

Jika selama ini Anda telah merasa menerapkan gaya hidup yang mendukung kesehatan, tiba saatnya Anda mengujinya. Berani?

Dalam laman facebooknya, seorang kawan memposting tulisan yang menarik mengenai bagaimana melakukan uji sederhana untuk mengetahui kondisi fisik Anda. Adapun yang menjadi rujukan uji sederhana tersebut adalah seorang Guru Besar Kimia di salah satu kampus di Jogja. Ada tiga gerakan sederhana sebagai indikator tubuh sehat. Apa sajakah itu? Berikut ini saya sarikan kembali :

Rabu, 09 November 2016

Bahagianya Menemukan Klub Renang Muslimah

Sudah sejak kecil saya menyenangi olahraga berenang. Sampai SMA saya masih sesekali melakukan olahraga basah-basahan ini. Ketika kuliah, lalu berhijab, kemudian punya anak dan seterusnya dan seterusnya, berenang menjadi nyaris terlupakan. Bukan terlupakan sih, tepatnya sengaja dilupakan. Apa pasal? Susah menemukan kolam renang umum yang dikhususkan bagi perempuan. Ladies only. Ya, saya tahu, hari gini sudah banyak baju renang yang didesain khusus untuk muslimah, bahkan jauh sebelum isu burqini muncul. Tapi itu tidak cukup bagi saya. Berenang, bagaimana pun aktivitasnya adalah nyemplung ke dalam air. Bagaimana pun sopannya pakaian kita tetap saja bakalan njeplak kalau basah. Kan bisa pilih baju yang longgar? Iya, tapi nanti klepek-klepek (apaan tuh? :p) di dalam air, tidak waterodinamis (apa pula ituuuh hahaha), mau olahraga malah jadi ribet sama baju.

Rabu, 02 November 2016

Waspada, Bahaya Mengintai di Dalam Secangkir Teh!

Siapa sih yang tidak suka menikmati secangkir teh? Bayangkan di pagi hari, secangkir teh hangat mengepul sudah tersedia di meja. Ditemani sepiring gorengan hangat atau nasi kuning kumplit, hmmm, sedapnya! Atau di sore hari, secangkir teh hangat dengan kue-kue manis menggugah selera. Ulala!

Sayangnya, kebiasaan seperti itu sesungguhnya kurang baik bagi kesehatan. Masalahnya adalah berapa banyak di antara kita yang terbiasa minum secangkir teh saja? Tanpa gula. Jarang, bukan? Kebanyakan kita tahunya teh itu rasanya manis. Dan rasa manis teh itu umumnya diperoleh dari gula. Berapa banyak gula yang diperlukan untuk memaniskan secangkir teh? Minimal dua sendok teh. 


Padahal justru di situ bahayanya. Pemanis yang kita bubuhkan ke dalam secangkir tehlah yang harus kita waspadai. Saya pribadi penganut paham bahwa teh itu baik manfaatnya bagi tubuh. Terutama teh hijau. Sejak masih mahasiswa saya sudah memasukkan teh hijau dalam daftar menu. Manfaat yang saya kejar adalah supaya membantu mengontrol berat badan dan kandungan antioksidannya. Tentu saya konsumsinya dalam keadaan tawar. Atau kalau lagi pengen manis, ya pakai gula tapi super sedikit. Rasanya? Ya kayak minum tehlah! Ada pahit-pahitnya gitu, deh. Namanya juga minum teh, bukan minum gula hehehe.


Jumat, 02 September 2016

Diet Vegan atau Ketogenic, Pilih Mana?

Percaya ga percaya cake yang menggiurkan ini adalah cake vegan loh!
Sumber dari nirvanacakery.com
Banyak baca banyak bingung. Ada benarnya juga pernyataan ini, setidaknya untuk urusan yang satu ini. Yaitu soal diet. Saya tertarik mengamati aneka macam diet yang dilakukan oleh sebagian orang. Mengacu pada pelajaran biologi yang pernah saya terima, long time ago, manusia pada dasarnya adalah makhluk omnivora, pemakan segala. Entah sekarang masih seperti itu atau bukan pelajarannya? Sepertinya masih, ya? Artinya manusia memiliki kapabilitas untuk memakan segala jenis makanan. Ada juga makhluk yang terkategori herbivora, pemakan tumbuhan, dan ada pula karnivora, pemakan daging. Nah, berdasar pemahaman dasar ini kadang saya jadi terkagum-kagum manakala mendapati fakta bahwa ada manusia yang memiliki pola diet seperti herbivora saja atau karnivora saja, alih-alih omnivora.

Gaya hidup vegan, di mana orang-orang yang menjalani sama sekali tidak mengonsumsi daging jenis apa pun. Mereka murni memakan tetumbuhan sahaja. Ada. Banyak. Apakah mereka baik-baik saja? Ya, mereka baik-baik saja. Bahkan tak jarang saya mengagumi mereka. Dari segi fisik, mereka tampak prima, cenderung kurus tapi soal otot jangan tanya, oke-oke loh. Sebagai catatan, yang saya amati kebanyakan para yogi sih hehehe. Mereka berprinsip bahwa semua yang bernyawa berhak hidup berdampingan bersama di bumi. Mereka bukan makanan. Seperti si hiu dan kawan-kawannya bilang di film Nemo, fish are friends not food. Tuh hiu aja vegan :D.


Kamis, 01 September 2016

Lari dan Lain-lainnya

Hari ini banyak sekali yang datang ke lintasan.
Ada sekumpulan karateka,
ada juga sepasukan tentara
seperti yang saya tangkap dalam gambar.
Semua bergerak. Ayo, terus bergerak!
Saya merasa sehat dan baik-baik saja selama ini, hingga ketika beberapa pekan lalu saya mulai belajar berlari. Minggu kedua saya berlari, lutut kanan saya kalah. Nyeriiii! Astaga, gejala osteoporosiskah saya? Masih muda gini masa'? (((muda))) catat!

Entah osteo atau bukan, saya meyakini rasa nyeri ini hanyalah akibat saya yang terlalu memaksa untuk berlari selama 2 pekan awal itu. Mungkin saya salah teknik sehingga terjadi tekanan terlalu berat di panggul dan berakibat lutut nyeri. Iya, kata Lesley Fightmaster kan begitu, ketika lututmu nyeri itu adalah warning kamu salah gerak panggul. Mereka saling berhubungan. Kayak kau dan aku. *apacih*

Olahraga itu menimbulkan kecanduan, ya? Tubuh kamu nagih kalau kamu sudah terbiasa melakukannya. Setidaknya bagi saya efeknya seperti itu. Setelah dua pekan berlari, rasanya kalau sehari saja tidak meluangkan waktu melakukannya, seperti ada yang hilang. Bahkan meski lutut saya nyeri sehingga saya harus menurunkan level dari lari menjadi jalan cepat. Secara ilmiah, sepertinya ini erat kaitannya dengan terbentuknya hormon-hormon kesenangan yang terjadi akibat aktivitas olahraga. Ketika olahraga, selain fisik jadi segar, emosi saya jadi lebih terjaga, mood positif terbangun, saya jadi merasa bahagia. Saya merasa sempurna di atas ketaksempurnaan dalam hal apa saja, life, love, just mention it :D Maka dari itu olahraga itu bagi saya bikin ketagihan. Ia sanggup meretas sistem kebahagiaan saya. *uhuk*

Senin, 29 Agustus 2016

Yoga dan Lari, Lebih 'Terlarang' Mana?

Sebagai muslimah yang sebenarnya suka olahraga, jujur saja, ada sedikit keribetan yang terjadi sejak saya memutuskan untuk menjadikan gamis sebagai pakaian wajib saya ketika di luar rumah. Saya dulunya suka bersepeda, berenang, outdoor bangetlah pokoknya. Dengan gamis, saya kesulitan melakukannya. Ditambah sibuk mengurus rumah tangga, olahraga menjadi seperti terlupakan begitu saja.

Hingga beberapa tahun belakangan ini, olahraga menjadi sangat urgen keberadaannya bagi saya. Sebagai sarana pelepasan energi negatif, jalur pelampiasan stress, penstabil hormon, saya harus banyak melakukan kegiatan fisik, bergerak, olahraga pokoknya! Tapi kemudian saya bingung. Dengan cara berpakaian saya, saya bagusnya olahraga apa? Pengen bersepeda, aduh srimpet dong ini gamis. Pengen berenang, udah saya ubek-ubek seantero kota, enggak ada kolam yang khusus buat perempuan. Jangankan khusus, diadakan hari khusus saja enggak ada. Duh, sedihnya! Sementara memakai baju renang ala burkini (itu yang lagi rame kasusnya di Perancis) saya masih enggak pede. Setertutup apapun, bahkan gamis sekali pun, kalo urusannya nyemplung ke air, begitu mentas mah teteup aja bakalan cekcih menurutku, ngeplek soalnya :D Ada sih produsen baju renang muslimah yang mengklaim produknya tidak bikin njeplak, ya memang bagus sih menurutku juga, tapi alamaaaak harganya bikin puyeng pala emak hihi. 

Jadi apa dong?

Jumat, 19 Agustus 2016

Tiga Aturan Penting Dalam Berolahraga

Ada tiga aturan penting dalam berolahraga yang harus kita perhatikan. Tanpa memperhatikan tiga aturan penting ini, bisa-bisa alih-alih dapat sehat nanti kita malah cedera. Apa sajakah?

1. Jangan lupa lakukan pemanasan

Pemanasan sebelum berolahraga itu adalah seperti kata permisi kepada tubuh untuk bersiap melakukan aktivitas fisik. Ibaratnya bertamu, kalau enggak permisi bisa-bisa bukannya memperpanjang silaturahim malahan kena bogem. Olahraga juga begitu, kalau tidak warming up, badan bisa kaget. Efek terburuk memungkinkan terjadi cedera, efek lain bisa-bisa olahraganya nanti enggak tahan lama.

So, jangan abaikan warming up sebagai salah satu dari tiga aturan penting dalam berolahraga, ya!

Kamis, 18 Agustus 2016

Ayo, Terus Bergerak!

Ayo, terus bergerak! Siapa pun kamu, apa pun profesi kamu, jangan lupa untuk terus bergerak. Olahraga. Bagi saya pribadi, olahraga bisa menjaga kewarasan. Saya sungguh-sungguh. Begitu saya berhasil membuat badan saya banjir keringat, ngos-ngosan, denyut nadi meningkat, lelah habis tenaga, biasanya sesudahnya pikiran saya malah akan menjadi tenang. Segala kegilaan lewat, kembali waras. Salah satunya ya ini. Begitu menyelesaikan 10 putaran lari-jalan-lari tadi pagi, saya kembali memutuskan untuk back to blog. Yep, saya dulunya blogger. Sudah lebih setahun nonaktif. Payah! Entah tadi pagi kesambet apa pas olahraga, yang jelas saya putuskan untuk kembali. Yah, positif kan efeknya, hehehe.

Ayo, terus bergerak! Meski hanya satu langkah kecil, selama kita terus bergerak, semua akan baik-baik saja. Percayalah.

Salam Blogahraga!