Kamis, 01 September 2016

Lari dan Lain-lainnya

Hari ini banyak sekali yang datang ke lintasan.
Ada sekumpulan karateka,
ada juga sepasukan tentara
seperti yang saya tangkap dalam gambar.
Semua bergerak. Ayo, terus bergerak!
Saya merasa sehat dan baik-baik saja selama ini, hingga ketika beberapa pekan lalu saya mulai belajar berlari. Minggu kedua saya berlari, lutut kanan saya kalah. Nyeriiii! Astaga, gejala osteoporosiskah saya? Masih muda gini masa'? (((muda))) catat!

Entah osteo atau bukan, saya meyakini rasa nyeri ini hanyalah akibat saya yang terlalu memaksa untuk berlari selama 2 pekan awal itu. Mungkin saya salah teknik sehingga terjadi tekanan terlalu berat di panggul dan berakibat lutut nyeri. Iya, kata Lesley Fightmaster kan begitu, ketika lututmu nyeri itu adalah warning kamu salah gerak panggul. Mereka saling berhubungan. Kayak kau dan aku. *apacih*

Olahraga itu menimbulkan kecanduan, ya? Tubuh kamu nagih kalau kamu sudah terbiasa melakukannya. Setidaknya bagi saya efeknya seperti itu. Setelah dua pekan berlari, rasanya kalau sehari saja tidak meluangkan waktu melakukannya, seperti ada yang hilang. Bahkan meski lutut saya nyeri sehingga saya harus menurunkan level dari lari menjadi jalan cepat. Secara ilmiah, sepertinya ini erat kaitannya dengan terbentuknya hormon-hormon kesenangan yang terjadi akibat aktivitas olahraga. Ketika olahraga, selain fisik jadi segar, emosi saya jadi lebih terjaga, mood positif terbangun, saya jadi merasa bahagia. Saya merasa sempurna di atas ketaksempurnaan dalam hal apa saja, life, love, just mention it :D Maka dari itu olahraga itu bagi saya bikin ketagihan. Ia sanggup meretas sistem kebahagiaan saya. *uhuk*



Olahraga juga banyak membawa saya pada perenungan. Terutama olahraga lari/jalan cepat ini. Lain kalau yoga. Yoga butuh fokus kepada gerakan, enggak bisa dilakukan sambil melamun. Saya jalan cepat di lintasan lari salah satu kampus di kota saya, jadi kalau sudah stabil dua atau tiga putaran, saya akan melanjutkan olahraga sambil mengamati sekitar. Saya menyukai kebersamaan dalam diam di antara kami para olahragawan pagi di sana. Saya bahkan mulai hapal siapa saja yang rutin datang ke lintasan setiap hari. Ada seorang bapak dengan mobil baru menterengnya. Ada pasangan muda yang kuat banget lari. Ada pasangan oma opa yang selalu jalan cepat bareng. Sementara aku mah selalu sendiri *hiks* biarinlah :D eh ini kenapa isinya jadi curcol semua yak?


Jadi ya begitulah, memang tulisan kali ini sungguh gajebo. Tapi ya sekali lagi, biarlah, kadang yang gajebo juga asik kok. Pokoknya, salam olahraga!

2 komentar:

Ida basarang mengatakan...

Cieeee...jadi lari lagi nih, yoga gimana? BTW batena kita isi postingan, secara blognya 2

Unknown mengatakan...

Yoga lanjuuuttt :D
Biar jadi motivasi say :v