Rabu, 30 November 2016

Tiga Gerakan Sederhana Sebagai Indikator Tubuh Sehat

Memiliki tubuh yang sehat sepanjang usia adalah idaman banyak orang. Kata orang bijak, yang penting sehat, soal uang bisa dicari. Jangan sampai waktu muda yang dipikirkan hanya soal materi, berpayah-payah mengumpulkan uang, mengabaikan kesehatan, kelak kemudian hari malah ketidaksehatanlah yang berbalik menguras kantong. Rugi jadinya.

Usahakanlah di tengah segala keruwetan hidup, ingatlah untuk selalu mengupayakan kesehatan. Karena asal badan sehat Insya Allah apa pun problematikanya Anda akan mampu menghadapinya. Termasuk di antara pengupayaan kesehatan adalah berpikir positif, tetap kalem, pola makan tepat, dan olahraga.

Jika selama ini Anda telah merasa menerapkan gaya hidup yang mendukung kesehatan, tiba saatnya Anda mengujinya. Berani?

Dalam laman facebooknya, seorang kawan memposting tulisan yang menarik mengenai bagaimana melakukan uji sederhana untuk mengetahui kondisi fisik Anda. Adapun yang menjadi rujukan uji sederhana tersebut adalah seorang Guru Besar Kimia di salah satu kampus di Jogja. Ada tiga gerakan sederhana sebagai indikator tubuh sehat. Apa sajakah itu? Berikut ini saya sarikan kembali :

Rabu, 09 November 2016

Bahagianya Menemukan Klub Renang Muslimah

Sudah sejak kecil saya menyenangi olahraga berenang. Sampai SMA saya masih sesekali melakukan olahraga basah-basahan ini. Ketika kuliah, lalu berhijab, kemudian punya anak dan seterusnya dan seterusnya, berenang menjadi nyaris terlupakan. Bukan terlupakan sih, tepatnya sengaja dilupakan. Apa pasal? Susah menemukan kolam renang umum yang dikhususkan bagi perempuan. Ladies only. Ya, saya tahu, hari gini sudah banyak baju renang yang didesain khusus untuk muslimah, bahkan jauh sebelum isu burqini muncul. Tapi itu tidak cukup bagi saya. Berenang, bagaimana pun aktivitasnya adalah nyemplung ke dalam air. Bagaimana pun sopannya pakaian kita tetap saja bakalan njeplak kalau basah. Kan bisa pilih baju yang longgar? Iya, tapi nanti klepek-klepek (apaan tuh? :p) di dalam air, tidak waterodinamis (apa pula ituuuh hahaha), mau olahraga malah jadi ribet sama baju.

Rabu, 02 November 2016

Waspada, Bahaya Mengintai di Dalam Secangkir Teh!

Siapa sih yang tidak suka menikmati secangkir teh? Bayangkan di pagi hari, secangkir teh hangat mengepul sudah tersedia di meja. Ditemani sepiring gorengan hangat atau nasi kuning kumplit, hmmm, sedapnya! Atau di sore hari, secangkir teh hangat dengan kue-kue manis menggugah selera. Ulala!

Sayangnya, kebiasaan seperti itu sesungguhnya kurang baik bagi kesehatan. Masalahnya adalah berapa banyak di antara kita yang terbiasa minum secangkir teh saja? Tanpa gula. Jarang, bukan? Kebanyakan kita tahunya teh itu rasanya manis. Dan rasa manis teh itu umumnya diperoleh dari gula. Berapa banyak gula yang diperlukan untuk memaniskan secangkir teh? Minimal dua sendok teh. 


Padahal justru di situ bahayanya. Pemanis yang kita bubuhkan ke dalam secangkir tehlah yang harus kita waspadai. Saya pribadi penganut paham bahwa teh itu baik manfaatnya bagi tubuh. Terutama teh hijau. Sejak masih mahasiswa saya sudah memasukkan teh hijau dalam daftar menu. Manfaat yang saya kejar adalah supaya membantu mengontrol berat badan dan kandungan antioksidannya. Tentu saya konsumsinya dalam keadaan tawar. Atau kalau lagi pengen manis, ya pakai gula tapi super sedikit. Rasanya? Ya kayak minum tehlah! Ada pahit-pahitnya gitu, deh. Namanya juga minum teh, bukan minum gula hehehe.